Selanjutnya pada pukul 21.56 WIB KRL Commuter Line Bogor No. 1040 dijalankan menuju Depo Depok untuk dilakukan pemeriksaan dan perbaikan. “Petugas di lapangan melakukan proses evaluasi lebih cepat dari estimasi waktu pekerjaan,” terang VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, dalam rilis Minggu (20/4/2025).
Joni menambahkan bahwa saat ini petugas terkait di lokasi masih bersiaga dan melakukan normalisasi jalur rel untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api. Perjalanan Commuter Line Bogor juga masih dalam proses penguraian antrean imbas kendala operasional tersebut.
Joni Martinus juga menyampaikan, dugaan sementara pengemudi kendaraan tersebut menerobos palang pintu perlintasan yang mengakibatkan mogok di tengah perlintasan. “Namun demikian, KAI Commuter akan berkoordinasi dengan pihak aparat penegak hukum terkait untuk investigasi lebih lanjut,” tambah Joni.
KAI Commuter terus mengimbau kepada pengguna jalan raya untuk selalu tertib berlalu lintas khususnya saat akan melintas di perlintasan sebidang, dengan mendahulukan perjalanan kereta api yang akan melintas.
Imbas kendala operasional ini, KAI Commuter melakukan rekayassa pola operasi perjalanan pada 16 perjalanan Commuter Line Bogor. KAI Commuter juga tetap mengimbau pengguna Commuter Line untuk selalu mengutamakan keselamatan dan mematuhi aturan serta arahan petugas di lapangan,” tutup Joni Martinus.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan pemerintah telah berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait masukan dari pihak AS.
“Kami sudah berkoordinasi dengan OJK dan BI, terutama terkait dengan payment yang diminta oleh pihak Amerika,” ujar Airlangga dalam konferensi pers secara daring, dikutip Minggu (20/4/2025).
Sayangnya, Airlangga tidak menjelaskan lebih lanjut hal-hal apa saja yang akan dilakukan pemerintah Indonesia bersama BI dan OJK dalam menghadapi tarif AS. Sebagai catatan, dua provider kartu kenamaan AS pernah melobi pemerintah dan Bank Indonesia perihal penggunaan GPN pada 2019. Namun, BI menegaskan tidak akan melonggarkan aturan wajib GPN saat itu.
Pada 2019 silam, setelah setahun diluncurkannya GPN, Indonesia disebut akan segera menghapus kewajiban menggandeng perusahaan switching lokal di bisnis sistem pembayaran domestik pada dua perusahaan AS, Mastercard dan Visa.
“Perubahan ini akan mengizinkan perusahaan asal AS itu untuk memproses transaksi kartu kredit tanpa rekanan lokal,” kata sumber Reuters, Jumat (4/10/2019).
“Ini merupakan kemenangan lobi pemerintah AS di tengah tekanan sejumlah negara Asia yang mengeluarkan aturan khusus guna menggenjot alat pembayaran lokal,” tulis media itu.
Reuters mendapatkan salinan email antara pejabat AS dengan eksekutif di kedua perusahaan kartu. Detail email sebanyak 200 halaman itu berada di bawah aturan Kebebasan Informasi AS.
Komunikasi via surat elektronik terjadi di April 2018 dan Agustus 2019. Dalam email itu, salah satu perusahaan yakni Mastercard juga melobi perwakilan Dagang AS (USTR) untuk melakukan hal serupa di India, Vietnam, Laos, Ukraina, dan Gana.
Saat diterbitkannya GPN disebutkan pemrosesan transaksi dalam negeri harus melalui perusahaan switching yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh investor dalam negeri.
Dengan adanya aturan ini Visa dan Mastercard tidak bisa lagi langsung memproses transaksi pembayaran. Mereka harus menggandeng partner lokal. Sebelumnya Visa dan Mastercard bisa langsung memproses transaksi nasabah Indonesia tetapi di Singapura.
GPN diprediksi akan menekan laba Mastercard dan Visa. Terutama dari fee kartu kredit yang keuntungannya besar Indonesia.
Permintaan pengecualian GPN merupakan salah satu permintaan AS agar Indonesia kembali mendapat fasilitas generalized system of preferences (GSP). Ini adalah fasilitas tarif bea masuk rendah untuk produk ekspor Indonesia ke AS. Fasilitas ini ditangguhkan sejak tahun 2022.
“Non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp8,02 triliun month-to-date (mtd), dan year-to-date itu masih terdapat net sell sebesar Rp29,92 triliun,” kata Inarno dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Maret 2025 di Jakarta, Jumat.
Adapun nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.126 triliun atau naik 2,27 persen mtd, namun secara ytd turun sebesar 9,80 persen.
Di tengah sentimen terhadap kondisi perekonomian global, pasar saham domestik ditutup sebesar 3,83 persen mtd pada 27 Maret 2025 ke level 6.510,62 atau ytd melemah sebesar 8,04 persen.
Sejak pembukaan pasar saham pasca libur Lebaran pada 8 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara day-to-day (dtd) mengalami penurunan sebesar 7,9 persen dari 6.510 ke level 5.996, dan sempat mengalami halting selama 30 menit pada pukul 09.00 WIB.
“Namun demikian, tekanan sedikit berkurang pada 9 April di mana day-to-date mencatatkan -0,47 persen atau di level 5.967. Dan di hari kemarin pada 10 April 2025 tercatat hasil positif, di mana closing IHSG pada level 6.254 atau secara day-to-day naik sebesar 4,79 persen, walaupun secara year-to-date masih turun sebesar 11,67 persen,” kata Inarno.
Di pasar obligasi, selama bulan Maret, indeks pasar obligasi ICBI melemah 0,17 persen mtd atau naik 1,75 persen ytd ke level 399,54. Investor non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp0,43 triliun secara mtd atau net sell sebesar Rp1,41 triliun secara ytd.
Di industri pengelolaan investasi, nilai asset under management (AUM) tercatat sebesar Rp811,97 triliun pada 27 Maret 2025 atau naik sebesar 0,45 persen mtd walaupun secara ytd masih turun sebesar 3,71 persen. Reksadana tercatat net subscription sebesar Rp0,92 triliun rupiah secara mtd dan secara ytd net subscription sebesar Rp1,35 triliun.
Selanjutnya, Inarno juga mencatat bahwa penghimpunan dana (fundraising) di pasar modal masih dalam tren yang positif. Tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp57,68 triliun, di mana Rp3,24 triliun di antaranya merupakan fundraising dari lima emiten baru.
Untuk penghimpunan dana pada securities crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 26 Maret 2025, telah terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 785 penerbitan efek dari 503 penerbit.
Apabila dilihat dari pemodal, tercatat ada 177.717 pemodal. Kemudian, total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebesar Rp1,49 triliun, hampir mendekati Rp1,5 triliun.
Pada derivatif keuangan, sejak 10 Januari hingga 31 Maret 2025, tercatat 31 pelaku dan 5 penyelenggara yang telah mendapatkan izin prinsip dari OJK serta tercatat volume transaksi derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa efek sebesar 571.610 juta lot dan akumulasi nilai sebesar Rp710,63 triliun sejak 2 Januari 2025 hingga 31 Maret 2025.
Sedangkan untuk perkembangan bursa karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 27 Maret 2025, tercatat 111 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 1.598.693 ton CO2 ekuivalen dan akumulasi nilai sebesar Rp77,91 miliar.
Sebanyak 21 emiten itu diperkirakan akan mengalokasikan total anggaran untuk melangsungkan buyback tanpa RUPSsenilai Rp14,97 triliun.
“Hingga 9 April 2025, terdapat 21 emiten yang berencana untuk melakukan relaksasi kebijakan buyback tanpa RUPS, dengan total nilai anggaran perkiraan alokasi dana buyback sebesar Rp14,97 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Jumat.
Dari 21 emiten itu, Ia mengungkapkan sebanyak 15 emiten telah melangsungkan buyback tanpa RUPS dengan realisasi anggaran buyback senilai Rp429,72 miliar, atau baru sebesar 2,87 persen dari total perkiraan anggaran yang senilai Rp14,97 triliun.
“Terdapat 15 dari 21 emiten yang telah melakukan pelaksanaan buyback tanpa RUPS dengan nilai realisasi sebesar Rp429,72 miliar (2,87 persen),” ujar Nyoman.
Nyoman memastikan BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus melakukan monitoring terkait perkembangan pasar untuk mengambil respon kebijakan yang cepat dan tepat dalam memitigasi volatilitas pasar.
“OJK dan BEI terus melakukan monitoring atas perkembangan pasar untuk mengambil respon kebijakan yang cepat dan tepat dalam memitigasi volatilitas pasar,” ujar Nyoman.
Sebelumnya, OJK bersama BEI telah menerbitkan kebijakan pelaksanaan buyback tanpa RUPS pada 17 Maret 2025 lalu, di tengah volatilitas yang terjadi di pasar saham Indonesia.
Sesuai Pasal 7 Peraturan OJK (POJK) 13/2023, dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan, perusahaan terbuka dapat melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa memperoleh persetujuan RUPS.
Pelaksanaan pembelian kembali saham karena kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan juga wajib memenuhi ketentuan POJK Nomor 29 Tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.
Program ini sebenarnya telah diluncurkan secara global sejak tahun lalu, namun kini kolaborasinya dengan Shopee mulai bisa dimanfaatkan oleh kreator lokal. Lewat program ini, kreator bisa mendapatkan komisi dari setiap produk yang berhasil dijual melalui rekomendasi dalam video mereka.
Begini Cara Kerjanya
Kreator cukup menandai produk-produk yang dijual di Shopee dalam video yang diunggah di YouTube. Jika ada penonton yang membeli produk tersebut melalui link yang disematkan, maka kreator akan mendapatkan komisi sesuai ketentuan.
Tak hanya menguntungkan kreator, fitur ini juga memberi kemudahan bagi pengguna yang ingin langsung berbelanja produk yang direkomendasikan oleh kreator favorit mereka.
“YouTube Shopping memudahkan penggemar berbelanja rekomendasi dari kreator favorit, sekaligus memberi peluang bagi brand untuk berkolaborasi dengan kreator terpercaya,” ujar General Manager & VP Shopping YouTube, Travis Katz dalam keterangan resmi di blog Google seperti dikutip di Jakarta, Jumat (18/4/2025).
Cara Daftar dan Sumber Cuan Lain di YouTube
Informasi lebih lengkap mengenai program ini bisa diakses lewat halaman Support Google atau langsung dari YouTube Studio. Program ini menjadi salah satu cara terbaru untuk memonetisasi konten, selain dari fitur-fitur monetisasi yang sudah lebih dulu tersedia seperti:
YouTube Premium Channel Memberships Super Thanks Super Chat Super Stickers
Rencana Presiden Prabowo Subianto yang ingin menghapus peraturan teknis (pertek) untuk industri mendapat kritikan dari kalangan pabrik manufaktur. Indonesia tidak perlu reaktif dengan langkah Amerika Serikat (AS) yang mengenakan tarif tinggi untuk barang impor dari Indonesia. Pasalnya penghapusan pertek bisa membuat barang impor semakin membanjiri Indonesia.
“Kami nggak takut ngga bisa ekspor ke AS karena ekspor anggota Gabel ke AS hanya US$ 300 juta, tapi Khawatirnya muntahan produsen besar Tiongkok yang mudahnya masuk ke pasar RI,” kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman dalam diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) mengenai Kuota Impor Dihapus, Ancaman Atau Tantangan, Kamis (17/4/2025).
Kekhawatiran itu dikarenakan pasar Indonesia sangat besar, bahkan menjadi negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia. Jumlah penduduknya menjanjikan sampai 290 juta orang.
“Kenapa bukan Malaysia? Berapa penduduknya? Atau Filipina separuh Indonesia juga gak ada, Vietnam juga sama. Jadi besar pasar Indonesia ini jadi sasaran empuk negara eksportir, kalau meluber produksinya perlu kapasitas produksi mau nggak mau perlu produksi limpahan masuk Indonesia,” kata Daniel.
Impor barang tidak akan masuk ke pasar dalam negeri jika Indonesia memiliki non tariff measure (NTM) atau tindakan non tarif yang kuat. Amerika Serikat berani mengenakan biaya masuk impor tinggi terhadap negara lain karena memiliki NTM yang kuat.
“AS itu negara nomer satu yang NTM banyak sekali, ada 4.600 NTM di Amerika makanya menginisiasi perdagangan bebas karena bea masuk ngga gampang. Sedangkan Eropa Tiongkok NTM bisa 1.300-1.500. Indonesia posisi gimana? Jangankan dibanding as Eropa, kita dibanding Thailand, Filipina setengahnya aja ngga ada, NTM indo 207 kalau bicara Thailand 660an ini sumber WTO 2025,” bebernya.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ian Syarif juga mengakui bahwa NTM di Indonesia masih tergolong rendah, sehingga rentan terhadap industri untuk berkembang.
“NTM kita sangat rendah, pertek dan NTM sangat penting, Untuk tekstil dengan tenaga kerja banyak kita harus lindungi industrinya juga,” sebut Ian pada kesempatan yang sama.
Aksi unjuk rasa nelayan menggema di sejumlah daerah. Mereka ramai-ramai menolak aturan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mewajibkan penggunaan Vessel Monitoring System (VMS) atau perangkat monitoring sistem berbasis sinyal di kapal-kapal mereka. Alasannya sederhana, karena biaya. Para nelayan merasa sudah cukup terbebani dengan pajak dan biaya operasional melaut mereka, dan menilai pemasangan VMS adalah beban tambahan yang tak ringan.
Merespons hal itu, Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Dirjen PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono atau yang akrab disapa Ipunk menjelaskan, para nelayan itu sebenarnya sudah mendapatkan dukungan besar lewat subsidi bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina, dan nominalnya pun tidak kecil.
“Pemerintah itu sudah memberikan subsidi BBM. Setiap kapal melaut, itu kita subsidi BBM-nya, dan tidak murah,” kata Ipunk saat ditemui di kantornya, Rabu (16/4/2025).
Dia menyebutkan, dalam satu kali trip melaut, yang bisa berlangsung dari beberapa hari hingga sebulan, subsidi BBM yang diterima satu kapal bisa mencapai Rp20 juta.
“Itu baru satu trip. Dan kapal bisa melaut berkali-kali dalam setahun. Artinya, nilai subsidi BBM itu jauh lebih besar dibanding biaya untuk pasang VMS,” jelasnya.
Sebagai perbandingan, harga perangkat VMS yang diwajibkan pemerintah hanya sekitar Rp5 juta hingga Rp9,9 juta. Ditambah biaya airtime atau langganan sinyal tahunan sebesar Rp4,5 juta. Sehingga totalnya, jika nelayan tersebut memakai perangkat VMS termurah, biaya yang dikeluarkan hanya sekitar Rp10 juta setahun, di tahun berikutnya hanya tinggal bayar biaya airtime.
Sementara subsidi BBM yang diberikan pemerintah untuk satu kali melaut bisa mencapai Rp20 juta per kapal, bahkan lebih.
“Ini kadang-kadang di lapangan enggak disampaikan. Maunya orang untung terus. Kesadaran masyarakat ikut menjaga laut itu yang penting,” ucap dia.
VMS sendiri adalah perangkat pemantau berbasis sinyal yang berguna untuk melacak posisi kapal di laut. Hal ini merupakan upaya penting demi keberlanjutan pengelolaan laut. Namun, bagi sebagian nelayan kecil, terutama pemilik kapal di bawah 30 GT, kewajiban ini dinilai terlalu memberatkan. Mereka meminta keringanan, bahkan perpanjangan tenggat waktu pemasangan.
“Dulu 2023 minta relaksasi ke 2024. Sekarang minta lagi ke 2025. Alasannya ‘Pak, kami belum siap. Saya enggak mampu.’ Tapi coba bayangkan, seandainya mereka nabung Rp500 ribu sebulan dari dulu, pasti sudah bisa beli. Ini cuma karena tidak mau saja. Tidak mau terawasi,” tegas Ipunk.
Lebih lanjut, Ipunk menjelaskan urgensi pemasangan VMS ini lantaran banyak kapal yang seharusnya menangkap ikan di wilayah 12 mil ke atas, karena sudah memegang izin wilayah kewenangan pusat, malah menyelinap ke wilayah kewenangan daerah atau ke wilayah 0-12 mil. Di situlah, VMS akan jadi penyambung mata bagi pengawasan laut.
“Nanti ketahuan, kalau dia masuk lagi ke wilayah di bawah 12 mil, ya itu pelanggaran. Nah itu yang mereka hindari sebenarnya. Takut ketahuan,” jelasnya lagi.
Lalu, saat ditanya bagaimana soal opsi insentif atau perubahan skema subsidi agar nelayan bisa terbantu dalam beli VMS?
“Soal subsidi BBM itu bukan wilayah kami. Itu ranahnya Pertamina. Saya enggak bisa campuri. Tapi logikanya, kalau sudah dapat untung dari satu sisi, ya legowo dikurangi sedikit buat biaya pengawasan. Ini sekali trip saja sudah cukup buat lunasi harga VMS,” jawab Ipunk.
Sebelumnya, seperti dilansir detikBali, ratusan nelayan di Lombok Timur berdemonstrasi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka menolak pemasangan vessel monitoring system (VMS) pada kapal-kapal mereka.
Ketua Forum Nelayan Lombok (Fornel), Rusdi Ariobo, mengatakan seluruh nelayan di Lombok Timur menolak pemasangan VMS pada kapal karena biaya dan operasionalnya mahal. Walhasil, pemasangan VMS sangat memberatkan nelayan kecil.
“Kami anggap teknologi ini lebih relevan untuk kapal besar, sedangkan kapal nelayan kecil tidak memiliki potensi pelanggaran yang signifikan,” ujar Rusdi di depan gedung DPRD NTB, Kamis (16/1/2025).
Namun, telur bebek juga tak kalah menarik untuk dijadikan pilihan karena memiliki sejumlah keunggulan, baik dari segi ukuran, kandungan gizi, maupun cita rasa.
Melansir dari WebMD, Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang apa saja keunggulan dan manfaat telur bebek dibandingkan dengan telur ayam, agar Anda bisa lebih bijak dalam memilih bahan makanan yang terbaik untuk kesehatan dan kebutuhan dapur Anda.
Manfaat Telur Bebek untuk Kesehatan
Berikut adalah sejumlah manfaat telur bebek untuk kesehatan:
1. Sumber Nutrisi Lengkap
Kuning telur bebek punya warna kuning yang lebih pekat, tanda bahwa kandungan gizinya tinggi. Telur ini mengandung lebih banyak antioksidan, asam lemak omega-3, dan vitamin A dibandingkan telur ayam.
2. Bantu Bentuk Otot
Telur bebek punya kadar protein lebih tinggi. Protein ini penting untuk membentuk otot, membantu proses pemulihan tubuh setelah olahraga atau sakit, serta menjaga berat badan tetap stabil.
3. Menjaga Kesehatan Mental
Mineral seperti seng, magnesium, dan selenium sangat penting untuk kesehatan mental. Kekurangan zat-zat ini bisa menyebabkan kelelahan atau bahkan depresi. Kabar baiknya, telur bebek mengandung ketiga mineral tersebut-bahkan selenium-nya hampir memenuhi setengah kebutuhan harian tubuh hanya dari satu butir telur.
Selain itu, telur bebek juga mengandung vitamin D, yang biasa disebut “vitamin sinar matahari”. Kadar vitamin D yang rendah sering dikaitkan dengan suasana hati yang buruk atau gangguan mood musiman.
4. Baik untuk Kulit
Telur bebek punya semua jenis vitamin B yang baik untuk kulit. Masing-masing vitamin B ini punya manfaat tersendiri, antara lain:
Vitamin B1: bantu redakan stres yang bisa sebabkan jerawat.
Vitamin B2: jaga kolagen dan kurangi peradangan.
Vitamin B3: bantu atasi jerawat dan masalah kulit seperti eksim.
Vitamin B5: jaga kelembapan kulit.
Vitamin B6: bantu tubuh lebih tahan stres dan tidur lebih nyenyak.
Vitamin B7 (Biotin): lindungi kulit dari infeksi dan jaga kelembapan.
Vitamin B9: dorong pergantian sel kulit mati dengan yang baru.
Vitamin B12: kurangi kulit kering, jerawat, dan peradangan.
Kandungan Gizi Telur Bebek
Telur bebek punya hampir semua vitamin, kecuali vitamin C. Telur ini juga mengandung mineral penting seperti zat besi, tembaga, dan mangan.
Kandungan Gizi dalam Satu Butir Telur Bebek:
Kalori: 130
Protein: 9 gram
Lemak: 10 gram
Karbohidrat: 1 gram
Serat: 0 gram
Gula: 1 gram
Karena kandungan kuning telurnya lebih banyak, maka lemak dan kolesterol dalam telur bebek juga lebih tinggi. Jadi, untuk kamu yang punya masalah jantung atau diabetes, disarankan membatasi konsumsi kuning telur-sekitar 3 butir per minggu. Tapi kalau hanya makan bagian putihnya saja, kandungan lemak dan kolesterolnya jauh lebih rendah.
Cara Mengolah Telur Bebek
Cara memasak telur bebek sebenarnya sama saja dengan telur ayam. Bisa digoreng, direbus, atau dijadikan campuran masakan lain. Rasanya sedikit lebih kuat dan gurih, jadi beberapa orang lebih suka telur bebek untuk olahan seperti telur dadar, telur isi, atau pie.
Misalnya, jika resep meminta 4 butir telur ayam, kamu bisa pakai 3 butir telur bebek. Kalau punya timbangan dapur, kamu bisa timbang telur yang sudah dikocok supaya pas sesuai resep (satu telur ayam biasanya beratnya sekitar 60 gram atau 2 ons).
Telur bebek juga lebih tahan lama. Bisa disimpan di kulkas hingga 5 minggu. Cangkangnya lebih tebal, jadi butuh sedikit tenaga untuk memecahkannya. Karena kandungan airnya lebih sedikit dari telur ayam, telur bebek bisa cepat matang. Jadi kalau dimasak di atas kompor, segera angkat setelah matang supaya tidak “kematangan”.
“Transportation cost-nya akan naik. Sementara transportation cost di dalam supply chain cost itu berkontribusi 40-50%. Terutama yang industri berbentuk liquid lebih gede lagi biaya transport itu di dalam biaya rantai pasok total,” kata Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto kepada CNBC Indonesia, Senin (14/4/2025).
Karenanya minat pengusaha logistik untuk menggunakan tol bakal semakin rendah. Saat ini pun banyak truk yang lebih memilih untuk menggunakan jalan arteri dibanding jalan tol, pasalnya biaya arteri jauh lebih murah. Hal ini sudah terjadi pada jalur Pantura, dimana banyak truk melintas, padahal sudah ada jalan tol Trans Jawa.
“Selama ini jalan tol digunakan hanya dari Jakarta sampai Cikampek, kemudian belok kiri arah Pantura selebihnya lewat jalan arteri. Jakarta-Surabaya lewat tol dan arteri bedanya cuma 10 jam kok. Costumer bilang ya udah beda 10 jam dia tidak mempengaruhi inventori saya,” kata Mahendra.
Sebagai gambaran biaya logistik yang bisa ditanggung pengusaha untuk truk muatan 16 ton untuk rute Jakarta-Surabaya sebesar Rp 10 juta. Nilai tersebut sudah mencakup upah supir, bensin, hingga tarif tol. Jika tarif tol naik maka biaya logistik juga otomatis bakal ikut terkerek.
“Akhirnya penumpukan di jalan Pantura. Yang penting kita masuk dan kalau umpamanya biaya tol itu naik, yang menanggung pengguna akhir yaitu industri. Mereka juga teriak. Mereka nggak mau terima ketika tarif jalan tol naik terus kita bebankan ke mereka. Nggak mau,” kata Mahendra.
Demi menurunkan biaya logistik, Ia meminta adanya biaya antara truk yang masuk ke golongan II, III dan IV disamakan dengan kendaraan pribadi golongan I.
“Jumlah truk ini kan banyak, kalau pada nggak lewat jalan tol yang rugi juga operator karena mereka juga harus bayar hutang pembangunan,” sebutnya.
Merujuk Refinitiv, pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (11/4/2025), harga emas menembus US$ 3.210,02 per troy ons. Harganya melejit 1,13%.
Harga emas di intraday bahkan sempat menyentuh US$ 3.245,28 per troy ons. Penutupan hari ini adalah yang tertinggi sepanjang masa. Untuk pertama kali dalam sejarah, emas juga menyentuh level US$3.2000.
Kenaikan ini memperpanjang tren positif emas menjadi empat hari. Dalam empat hari tersebut, emas sudah terbang 7,62%.
Emas juga mencetak rekor lainnya yakni kenaikan sepekan. Dalam seminggu, harga emas melesat 6,55% pada pekan ini. Penguatan tersebut menjadi yang tertinggi sejak pekan terakhir Maret 2020 saat dunia diguncang pandemi.
Di tengah ketegangan geopolitik, ancaman resesi, kebijakan moneter yang fluktuatif, dan pelemahan nilai dolar AS, harga emas menunjukkan tren kenaikan yang cukup signifikan.
Tidak hanya investor ritel, tetapi juga bank sentral dunia mulai menambah cadangan emas mereka sebagai bentuk antisipasi terhadap ketidakstabilan ekonomi global. Fenomena ini mencerminkan bagaimana berbagai faktor fundamental saling berkaitan dan mendorong reli harga emas secara global.
Berikut yang mungkin menjadi penyebab harga emas melonjak:
1. Perang Dagang dan Ketegangan Geopolitik
Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menaikkan tarif impor untuk seluruh negara hingga 10% serta China hingga hingga 145% telah memicu ketegangan perdagangan yang signifikan.
Trump memang menunda pengenaan tarif resiprokal kepada 57 negara selama 90 hari tetapi tetap tidak mampu mengurangi ketidakpastian pasar.
Langkah ini meningkatkan ketidakpastian ekonomi global, mendorong investor mencari aset safe haven seperti emas.
2. Adanya Ancaman Resesi Global
Kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global, terutama di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jerman, mendorong investor untuk beralih ke emas. Emas dianggap sebagai aset yang stabil dan dapat mempertahankan nilainya selama periode ketidakpastian ekonomi. Laporan menunjukkan bahwa investor meningkatkan pembelian emas di tengah melemahnya dolar AS dan kekhawatiran akan resesi.
CEO BlackRock, Larry Fink, mengatakan dalam sebuah wawancara terbaru bahwa Amerika Serikat mungkin sudah berada dalam resesi atau sangat dekat mengalaminya akibat tarif besar-besaran yang diberlakukan oleh Presiden Trump.
“Saya pikir kita sangat dekat, jika tidak sedang berada dalam resesi saat ini,” ujar Fink dalam penampilannya di program CNBC “Squawk on the Street” pada Jumat. (11/4/2025).
Ekonom dari Goldman Sachs, yang dipimpin oleh Jan Hatzius, telah mengubah pandangan mereka menjadi lebih pesimistis terhadap ekonomi AS setelah tarif baru yang bersifat spesifik untuk masing-masing negara mulai diberlakukan. Mereka menaikkan peluang terjadinya resesi di AS dari 35% menjadi 45%.
Sementara itu, JP Morgan bahkan lebih agresif, menaikkan probabilitas resesi tahun ini dari 40% menjadi 60%.
Peningkatan kemungkinan resesi ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari kebijakan tarif Presiden Trump terhadap ekonomi domestik. Ketika ketidakpastian meningkat dan biaya impor naik, perusahaan dan konsumen bisa menahan belanja dan investasi-dua faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Namun, perubahan sikap ini terjadi sebelum Trump mengumumkan jeda (pause) untuk tarif tambahan, yang menyebabkan Goldman Sachs merevisi kembali prediksinya dan menurunkan risiko resesi.
Pernyataan ini menyoroti kekhawatiran yang meningkat di kalangan pelaku pasar dan ekonom, bahwa kebijakan perdagangan proteksionis dan ketidakpastian global telah menekan pertumbuhan ekonomi AS.
3. Nilai Dolar AS Anjlok
Indeks dolar anjlok ke 100,14 pada perdagangan Jumat atau terendah sejak Juli 2023. Hal ini merupakan salah satu faktor emas menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lain, sehingga meningkatkan permintaan global terhadap logam mulia ini. Pelemahan dolar AS selama beberapa hari berturut-turut telah berkontribusi pada kenaikan harga emas.
4. Kebijakan The Fed
Melambatnya perekonomian AS hingga kemungkinan terjadinya resesi kemungkinan akan mempercepat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga lebih cepat dan besar dari rencana awal yakni 50 bps hingga akhir tahun ini.
Suku bunga yang rendah akan membuat dolar AS melemah dan imbal hasil US Treasury AS turun. Keduanya berdampak positif ke emas.
5. Pembelian Emas oleh Bank Sentral
Bank-bank sentral di seluruh dunia telah meningkatkan cadangan emas mereka sebagai respons terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Data World Gold Council menunjukkan bahwa pada 2024, bank sentral memborong 1.045 ton emas ke cadangan mereka, mendekati rekor pembelian tahunan sebelumnya. Langkah ini mencerminkan upaya untuk mendiversifikasi cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
Pembelian emas bank sentral terus berlanjut sebesar 18 ton pada Januari 2025 dan 29 ton pada Februari 2025.
Dengan banyaknya faktor penyebab di atas dimulai dari perang dagang, ancaman resesi global, pelemahan dolar AS, tekanan inflasi di Amerika Serikat, serta pembelian besar-besaran oleh bank sentral, emas telah mendapatkan kembali kedudukannya sebagai pelindung kekayaan dalam situasi krisis.
Harga yang terus merangkak naik bukan hanya cerminan dari nilai intrinsik emas, tetapi juga menjadi sinyal dari ketidakpastian dan kehati-hatian pasar global.