Imam Tohari pastikan kondisi Gregoria stabil meski sempat pusing

Imam Tohari pastikan kondisi Gregoria stabil meski sempat pusing

Pelatih tunggal putri Indonesia, Imam Tohari, memastikan kondisi Gregoria Mariska Tunjung tetap stabil meski sempat merasakan pusing setelah pertandingan perempat final BWF World Tour Super 1000 China Open 2025 di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Jumat.

Gregoria harus mengakui ketangguhan tunggal putri tuan rumah unggulan keempat Han Yue dengan skor 19-21, 18-21. Hasil ini sekaligus memupus harapan tunggal putri Indonesia untuk melangkah lebih jauh dalam ajang bergengsi tersebut.

“Tadi memang di akhir pertandingan, Gregoria sempat merasakan sedikit pusing. Tapi secara keseluruhan kondisinya stabil dan oke,” kata Imam dalam keterangan resmi PP PBSI yang diterima di Jakarta, Jumat.

Bagi Gregoria, China Open 2025 merupakan turnamen keduanya setelah sempat menepi karena vertigo. Pekan lalu, dia juga tampil di Super 750 Japan Open 2025.

Meski mengalami kekalahan, Imam mengungkapkan ada hal positif dari permainan Gregoria, terutama dari sisi keberanian dan insting bertanding yang mulai kembali muncul.

“Secara positif, insting dia sudah kembali. Tapi dari sisi teknik, memang masih harus lebih rapi. Masih banyak mati sendiri karena terlalu jor-joran,” ujar Imam.

Ia juga menegaskan peningkatan kondisi fisik dan kelincahan menjadi fokus utama dalam persiapan menuju Kejuaraan Dunia 2025 di Paris, Prancis, 25-31 Agustus.

Kekalahan Gregoria menambah daftar wakil Indonesia yang tersingkir di perempat final China Open 2025, setelah sebelumnya ganda campuran Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja kalah dari pasangan peringkat satu dunia asal China, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping dua gim langsung 14-21, 11-21.

Dengan tersingkirnya Gregoria dan Rehan/Gloria, Indonesia kini menaruh harapan pada wakil lainnya yang masih bertahan hingga semifinal yaitu ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri.