“Kami akan menaati semua peraturan dari pemerintah, dan apabila ada ekses kenaikan daripada itu kami harus ikuti. Pada dasarnya kami akan ikuti peraturan dari pemerintah,” ujar 4W Marketing Director Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel di GJAW 2024 dikutip Senin (25/11/2024).
Kenaikan PPN menjadi 12% berpotensi bakal menaikkan harga mobil menjadi lebih tinggi, apalagi opsen pajak atau Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) juga bakal naik bersamaan. Pabrikan mobil perlu berputar otak menyusun strategi untuk mempertahankan penjualannya.
“Jadi kami tetap ikuti peraturan tapi bukan berarti kami kemudian lepas tangan. Misalkan ada kenaikan harga pastinya kami akan bekerjasama dengan rekan-rekan leasing ataupun strategi internal kami untuk kompetitif secara harga,” kata Harold.
Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan bisa lewat pameran akhir tahun seperti GJAW 2024. Cara ini dinilai ampuh untuk menarik perhatian konsumen hingga deal di titik surat pemesanan kendaraan (SPK).
“Kami memahami gelaran akhir tahun ini pasti ditunggu para calon pembeli. Dengan demikian, kami bisa mempertemukan kebutuhan pasar dengan program-program maupun mobil modern yang sesuai sambil menjaga pengalaman terbaik demi kepuasan pelanggan,” kata Harold.
Adapun penopang Suzuki dalam penjualan di Indonesia adalah Carry Pick Up. Mobil ini selalu berada dalam 10 besar dengan penjualan ribuan unit per bulan, termasuk pada bulan Oktober lalu terjual 2.363 unit, serta di bulan sebelumnya terjual 2.133 unit. Jika berkaca ke tahun 2023 lalu, penjualan mobil ini juga terjual 41.232 unit.
Per pukul 10:30 WIB, terpantau 11 saham perbankan berkapitalisasi pasar besar (big cap) cerah bergairah, dengan sepuluh saham berhasil melesat lebih dari 1% dan satu saham menguat kurang dari 1%.
Saham perbankan Himbara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi yang paling kencang penguatannya di sesi I hari ini yakni mencapai 4% ke posisi Rp 6.500/unit.
Sedangkan saham PT Bank Mega Tbk (MEGA) menjadi yang paling minor penguatannya pada sesi I hari ini yakni menanjak 0,83% menjadi Rp 4.870/unit.
Berikut pergerakan saham bank raksasa pada sesi I hari ini.
Saham perbankan berhasil bangkit dan melesat di tengah optimisme pasar global akan prospek pemangkasan suku bunga seiring data ekonomi AS yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi terbesar di dunia tersebut, meski bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sempat mengindikasikan tidak akan tergesa-gesa memangkas suku bunga acuannya.
Di lain sisi, keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali menahan suku bunga acuannya juga turut menopang saham perbankan raksasa.
Dewan gubernur BI kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada November 2024 di level 6%. Demikian juga untuk suku bunga deposit facility sebesar 5,25% dan suku bunga lending facility sebesar 6,75%.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini ditempuh sebagai upaya BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global, seusai kembali terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.
Di lain sisi, saham perbankan yang beberapa hari sebelumnya merana membuat valuasinya sudah cukup murah sehingga menjadi lebih menarik di mata pelaku pasar.
Dengan semakin murahnya valuasi saham perbankan di tambah dengan adanya fenomena window dressing yang diharapkan terjadi pada akhir 2024 hingga awal 2025, maka pasar mulai kembali melirik saham perbankan big cap di RI.
Saham bank memiliki oportunity yang besar untuk menjadi bagian daripada aksi window dressing pada Desember ini, atau memang sebenarnya bisa dimulai pada akhir November.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Salah satu contoh UMKM yang berkembang setelah mendapatkan pemberdayaan dari BRI salah satunya dari sektor pertanian adalah usaha keripik kentang Albaeta, milik Nafi yang berlokasi di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Albaeta bermula dari melimpahnya hasil panen kentang yang di hasilkan kelompok petani kentang di daerah dataran tinggi Dieng. Dari hasil panen Kelompok petani kentang tersebut, awalnya kentang jenis agria ini diolah sekadar untuk suguhan tamu. Seiring berjalannya waktu, keripik kentang Albaeta kemudian berkembang menjadi bisnis yang kini memiliki produk unggulan seperti varian keripik kentang original yang populer. Kini usaha tersebut telah mempekerjakan 12 orang karyawan.
“Awalnya, kami hanya mencoba-coba untuk suguhan tamu saat Lebaran, tetapi mendapat banyak saran dari keluarga dan teman untuk mengembangkan ini sebagai usaha. Sejak saat itu, Albaeta mulai berkembang, dan produk kami diterima baik oleh masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/11/2024).
Sejak awal, BRI hadir memberikan pemberdayaan tidak hanya melalui layanan transaksi digital tetapi juga edukasi dalam memperluas akses penjualan. Layanan digital seperti BRImo dan QRIS memudahkan pelanggan untuk bertransaksi dengan mudah dan aman.
Edukasi yang diberikan oleh BRI membantu usaha Albaeta mengenalkan produk mereka di ranah digital, sehingga konsumen dari luar daerah pun dapat mengakses produk ini dengan mudah.
Kini, keripik kentang Albaeta juga tersedia di platform e-commerce, membuka akses yang lebih luas bagi konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Berkat usaha yang terus berkembang, kini usahanya mencapai omzet puluhan juta rupiah per bulan.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menegaskan komitmen pemberdayaan BRI yang dilakukan secara menyeluruh kepada UMKM seperti Albaeta, tidak hanya dalam memberikan akses keuangan tetapi juga melalui promosi dan perluasan akses pasar.
“UMKM seperti Albaeta adalah contoh bagaimana usaha lokal dapat berkembang pesat dengan pemberdayaan yang tepat. Kami di BRI hadir bukan hanya sekedar sebagai bank, tetapi sebagai mitra yang membantu menghubungkan usaha kecil dengan peluang besar, baik melalui dukungan finansial maupun pemberdayaan lainnya,” ujarnya.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,54% ke posisi 7.179,61. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, penguatan IHSG terpangkas sedikit yakni menjadi 0,47% ke 7.174,67.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp725 miliar dengan volume transaksi mencapai 2,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 58.506 kali. Sebanyak 194 saham naik, 196 turun, dan 193 stagnan.
Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung masih akan diwarnai oleh surplusnya Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan jelang rilis data aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan kinerja NPI pada triwulan III 2024 yang membaik sehingga mampu mendukung ketahanan eksternal. NPI pada kuartal III 2024 mencatat surplus sebesar US$5,9 miliar, dari sebelumnya defisit sebesar US$0,6 miliar pada triwulan II 2024.
Surplus NPI ditopang oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit neraca transaksi berjalan yang lebih rendah.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa meningkat dari sebesar US$ 140,2 miliar pada akhir Juni 2024 menjadi sebesar US$ 149,9 miliar pada akhir September 2024, atau setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI juga melaporkan penurunan defisit neraca transaksi berjalan. Pada kuartal III-2024, neraca transaksi berjalan mencatat defisit sebesar US$ 2,2 miliar (0,6% dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar US$ 3,2 miliar (0,9% dari PDB) pada kuartal II-2024.
Kinerja neraca transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang nonmigas yang berlanjut, didukung oleh pertumbuhan ekspor nonmigas seiring dengan kenaikan harga komoditas, di tengah impor yang tumbuh lebih tinggi sejalan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik.
Defisit neraca jasa menyempit didorong oleh meningkatnya surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Defisit neraca pendapatan primer juga menurun dipengaruhi oleh lebih rendahnya pembayaran imbal hasil investasi kepada investor nonresiden.
Selain itu, peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang didorong oleh penerimaan remitansi turut mendukung kinerja neraca transaksi berjalan.
Sementara itu dari AS, jelang akhir pekan, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager’s Index (PMI) periode November 2024 akan dirilis.
Sebelumnya, PMI Manufaktur Flash AS Global S&P direvisi lebih tinggi menjadi 48,5 pada Oktober 2024 dari awal 47,8 dan setelah level terendah 15 bulan di 47,3 pada September.
Hal ini menunjukkan sektor manufaktur AS masih dalam wilayah kontraksi tetapi ada beberapa tanda-tanda penurunan mereda.
Tekanan inflasi mereda, dengan biaya input meningkat pada laju paling lambat dalam hampir setahun dan inflasi harga output juga mereda.
Sementara itu, waktu pengiriman pemasok diperpanjang untuk pertama kalinya dalam tiga bulan di tengah penundaan yang secara luas terkait dengan gangguan terkait badai.
Tanda krisis kehidupan di Bumi tampak dari satelit milik NASA dan Jerman.
Penelitian yang dipublikasikan di Surveys in Geophysics menyatakan, data tersebut adalah indikasi Bumi memasuki “era baru” yang lebih kering.
Pengamatan satelit menggambarkan bahwa rata-rata volume air tawar yang tersimpan di daratan sepanjang 2015-2023 menyusut hingga 1.200 kubik km dibanding periode 2002-2014. Data tersebut mencakup air tawar yang terlihat di permukaan seperti danau dan sungai serta air di bawah tanah.
“Itu setara dengan 2,5 kali volume Danau Erie,” kata Matthew Rodell, salah seorang penulis laporan penelitian dan ahli hidrologi NASA.
Volume Danau Erie diperkirakan mencapai 480 kilometer kubik atau dua kali lipat volume air di Danau Toba yang diperkirakan mencapai 240 kilometer kubik. Artinya, volume air tawar yang “lenyap” dari Bumi setara 5 kali isi Danau Toba.
Iklim kering beserta pembangunan sistem irigasi dan pengairan yang mengandalkan air tanah, berdampak kepada penurunan suplai air yang tidak bisa tergantikan oleh hujan dan salju yang mencair.
Berdasarkan laporan PBB yang diterbitkan pada 2024, penurunan volume air tawar berpotensi menyebabkan kelaparan, konflik kekerasan, kemiskinan, hingga penyakit karena membuat penduduk terpaksa mengonsumsi air dari sumber yang terkontaminasi.
Data “lenyapnya” air tawar di Bumi dikumpulkan peneliti lewat observasi menggunakan satelit Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE) yang dikelola bersama oleh German Aerospace Center, German Research Centre for Geosciences, dan NASA. GRACE mengukur fluktuasi gravitasi Bumi setiap bulan dengan memantau perubahan massa air di atas dan bawah permukaan Bumi.
Penurunan volume air tawar dimulai dengan kekeringan luas di wilayah Brasil bagian utara dan tengah, diikuti oleh kekeringan di wilayah Australasia, Amerika Selatan, Amerika Utara, Eropa, dan Afrika.
Pada saat yang bersamaan, kenaikan suhu air laut di wilayah Pasifik antara 2014-2016 menimbulkan peristiwa El Nino paling berdampak sejak 1950-an sehingga mengubah pola pergerakan angin, cuaca, dan hujan di seluruh dunia.
Parahnya, setelah dampak “kering” dari El Nino mulai reda, volume air tawar secara global tidak pulih. Rodell dan tim melaporkan bahwa 13 dari 30 kekeringan yang tercatat oleh GRACE terjadi pada periode setelah Januari 2015.
Para peneliti memperkirakan penyusutan persediaan air secara ekstrem ini disebabkan oleh “kiamat” pemanasan global.
Michael Bosilovich dari NASA menyatakan bahwa pemanasan global menyebabkan atmosfer menahan uap air lebih banyak dan lebih lama sehingga menimbulkan curah hujan ekstrem. Artinya, jarak antara hujan makin panjang tetapi dengan volume yang lebih tinggi.
Periode panjang antara hujan yang intens ini membuat tanah mengering dan lebih padat. Hasilnya, kemampuan tanah menyerap air hujan turun.
“Permasalahannya dengan curah hujan ekstrem, air menjadi meluber dan bukan terserap sehingga mengisi ulang cadangan air tanah,” kata Bosilovich.
Ia mengatakan bahwa level air tawar tetap rendah sepanjang El Nino 2014-2016 pada saat air “terperangkap” di atmosfer.
“Suhu yang lebih hangat meningkatkan penguapan air dari permukaan dan kemampuan atmosfer ‘menahan’ air, sehingga frekuensi dan intensitas cuaca kering meningkat,” kata Bosilovich.
Tak hanya jalan tol, PTPP juga mengupayakan kemantapan pengguna jalan tol serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya untuk para pemudik seperti peningkatan fasilitas layanan pada Rest Area, Mall, dan Hotel melalui anak usaha PTPP yaitu PT PP Sinergi Banjaratma (PPSB) dan PT Indonesia Ferry Properti (PT IFPRO).
Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad menegaskan, seluruh manajemen PTPP ikut serta dalam mempersiapkan peringatan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2024/2025. Hal itu diwujudkan dalam beberapa penyelesaian proyek dan peningkatan fasilitas pendukung.
“Selain percepatan penyelesaian penambahan lajur pada Tol Cikopo – Palimanan ruas Cikopo Subang, melalui anak usaha yang bergerak dalam bidang rest area di Banjaratma, dan perusahaan afiliasi PTPP yang bergerak dalam bidang Hotel dan Mall yang terintegrasi dengan Pelabuhan di Merak dan Bakauheni, Perseroan bersinergi untuk dapat menyukseskan persiapan peringatan hari raya Natal dan Tahun Baru 2024/2025,” ujar Novel dalam keterangan resminya, Jumat (22/11/2024).
Dia melanjutkan, Proyek Pelebaran Lajur ke-3 Tol Cikopo – Palimanan ruas Cikopo Subang memiliki nilai kontrak sebesar Rp 314,39 Miliar dengan pekerjaan paket meliputi pelebaran lajur ke 3 pada KM 87+350 sampai dengan KM 98 +275 pada Jalur A & B, rekonstruksi rigid eksisting sejumlah 470 panel, dan overlay jalur eksisting pada jalur A dengan panjang 10.925 KM.
Sesuai dengan kontrak awal, masa pengerjaan proyek selama 210 Hari dengan target 31 Desember 2024, namun dalam rangka mendukung persiapan Nataru 2024/2025 penyelesaian akan diupayakan untuk dapat selesai dua minggu lebih cepat yaitu pada tanggal 17 Desember 2024.
Hingga saat ini, realisasi progress proyek sudah mencapai 84,33% lebih cepat 0,40% dari target. Persiapan fasilitas dan layanan Hari Nataru 2024/2025 juga terus ditingkatkan di Rest Area Heritage KM 260B Banjaratma dibawah naungan PT PP Sinergi Banjaratma yang merupakan salah satu anak usaha PTPP.
Rest area tersebut berlokasi di ruas Tol Pemalang-Pejagan ke arah Jakarta atau berada di KM 260B Banjaratma, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Rest area ini memiliki luas lahan 10,6 Ha, dapat menampung 2.700 Kendaraan, serta memiliki 188 tenant UMKM dan 20 non UMKM yang terdiri dari kuliner nusantara, oleh- oleh, kerajinan tangan, gerabah, lukisan, dan baju batik. Fasilitas dan layanan yang ditingkatkan oleh pihak manajemen yaitu posko istirahat, penambahan CCTV, personil keamanan dan kebersihan, serta optimalisasi ruangan laktasi, tempat ibadah, area bermain anak, dan penambahan jumlah toilet.
Selanjutnya, pada perusahaan afiliasi PTPP yaitu PT IFPRO yang bergerak dalam bidang Mall dan Hotel seperti Hotel Meurorah dan Plaza Marina Labuan Bajo, Anjungan Agung Mall di Bakauheni, dan Sosoro Mall di Merak. Memiliki program pelayanan khusus dalam rangka persiapan peringatan Hari Natal dan Tahun Baru 2024/2025, antara lain yaitu melakukan pengecekan dan monitoring secara detail dan intensif untuk peningkatan pelayanan dan fasilitas Mall yang excellent, serta menyediakan entertainment sepanjang hari libur Natal dan Tahun Baru seperti live music performance, festival kuliner dan podcast.
Ditambah lagi, untuk Mall yang terintegrasi dengan Pelabuhan seperti Anjungan Agung Mall di Bakauheni dan Sosoro Mall di Merak, manajemen juga menyediakan wellness experience, sport experience (Boxing Machine & Dart Game), serta membagikan snack, welcome drink, dan gift voucher mall bagi para pengguna jasa kapal yang akan melakukan perjalanan.
Tak ketinggalan, dalam rangka mendukung program pemerintah dalam menyukseskan hari besar keagamaan dan libur akhir tahun, PTPP terus memastikan infrastruktur, serta fasilitas dan layanan untuk dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Kualitas dari penyelesaian proyek jalan tol akan kami prioritaskan, selain itu fasilitas dan layanan pada beberapa rest area, mall, dan hotel dibawah naungan anak usaha PTPP kami optimalkan, diantaranya terdapat program atau event khusus yang diselenggarakan selama libur Natal dan Tahun Baru, tentunya upaya ini dilakukan agar masyarakat dapat menikmati perjalanan dengan aman dan nyaman,” tandas dia.
Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG menanjak 0,82% ke posisi 7.199,45. IHSG kembali dekati level psikologis 7.200.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,1 triliun dengan volume transaksi mencapai 14,4 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 578.766 kali. Sebanyak 251 saham menguat, 272 saham melemah, dan 253 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor teknologi menjadi yang paling kencang penguatannya dan juga menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini yakni mencapai 2,9%.
Sementara dari sisi saham, emiten perbankan raksasa mendominasi penopang IHSG di sesi I yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencapai 20,5 indeks poin, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 6,8 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 6,6 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 3,6 indeks poin.
Selain perbankan raksasa, adapula emiten teknologi yang kini sedang kembali dilirik investor yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebesar 16,2 indeks poin.
Berikut ini saham-saham penopang IHSG di sesi I hari ini.
IHSG menguat di tengah sikap investor yang masih mencerna data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang cukup positif. Selain itu, investor juga menanti rilis data aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis malam nanti waktu Indonesia.
Sebelumnya kemarin, Bank Indonesia (BI) mengumumkan kinerja NPI pada triwulan III 2024 yang membaik sehingga mampu mendukung ketahanan eksternal. NPI pada kuartal III 2024 mencatat surplus sebesar US$ 5,9 miliar, dari sebelumnya defisit sebesar US$ 0,6 miliar pada triwulan II 2024.
Surplus NPI ditopang oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit neraca transaksi berjalan yang lebih rendah.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa meningkat dari sebesar US$ 140,2 miliar pada akhir Juni 2024 menjadi sebesar US$ 149,9 miliar pada akhir September 2024, atau setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI juga melaporkan penurunan defisit neraca transaksi berjalan. Pada kuartal III-2024, neraca transaksi berjalan mencatat defisit sebesar US$ 2,2 miliar (0,6% dari PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar US$ 3,2 miliar (0,9% dari PDB) pada kuartal II-2024.
Kinerja neraca transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang nonmigas yang berlanjut, didukung oleh pertumbuhan ekspor nonmigas seiring dengan kenaikan harga komoditas, di tengah impor yang tumbuh lebih tinggi sejalan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik.
Defisit neraca jasa menyempit didorong oleh meningkatnya surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Defisit neraca pendapatan primer juga menurun dipengaruhi oleh lebih rendahnya pembayaran imbal hasil investasi kepada investor nonresiden.
Selain itu, peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang didorong oleh penerimaan remitansi turut mendukung kinerja neraca transaksi berjalan.
Sementara itu dari AS, jelang akhir pekan, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager’s Index (PMI) periode November 2024 akan dirilis.
Sebelumnya, PMI Manufaktur Flash AS Global S&P direvisi lebih tinggi menjadi 48,5 pada Oktober 2024 dari awal 47,8 dan setelah level terendah 15 bulan di 47,3 pada September.
Hal ini menunjukkan sektor manufaktur AS masih dalam wilayah kontraksi tetapi ada beberapa tanda-tanda penurunan mereda.
Tekanan inflasi mereda, dengan biaya input meningkat pada laju paling lambat dalam hampir setahun dan inflasi harga output juga mereda.
Sementara itu, waktu pengiriman pemasok diperpanjang untuk pertama kalinya dalam tiga bulan di tengah penundaan yang secara luas terkait dengan gangguan terkait badai.
Berdasarkan siaran pers BI, dikutip Kamis (21/11/2024), realisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar US$ 3,2 miliar atau 0,9% dari PDB pada kuartal II 2024.
Dalam penjelasannya, kinerja neraca transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang nonmigas yang berlanjut, didukung oleh pertumbuhan ekspor nonmigas seiring dengan kenaikan harga komoditas, di tengah impor yang tumbuh lebih tinggi sejalan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik.
Defisit neraca jasa menyempit didorong oleh meningkatnya surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
Sementara itu defisit neraca pendapatan primer juga menurun dipengaruhi oleh lebih rendahnya pembayaran imbal hasil investasi kepada investor nonresiden. Selain itu, peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang didorong oleh penerimaan remitansi turut mendukung kinerja neraca transaksi berjalan.
BI juga melaporkan neracatransaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar US$ 6,6 miliar pada kuartal III 2024, meningkat dibandingkan dengan surplus sebesar US$ 3,0 miliar pada kuartal sebelumnya.
Dengan demikian Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2024 mencatat surplus sebesar 5,9 miliar dolar AS, dari sebelumnya defisit sebesar 0,6 miliar dolar AS pada triwulan II 2024.
Setali tiga uang, Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan jika melihat data yang ada saat ini di mana kapitalisasi Bitcoin berada di angka $1,8 triliun dan emas di angka $17,6 triliun, proyeksi tersebut menargetkan angka setidaknya $8,8 triliun atau hampir 5x lipat dari kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini.
“Tidak hanya VanEck, beberapa pelaku industri lainnya juga turut memaparkan pandangan optimisnya terkait potensi kenaikan harga Bitcoin, seperti CEO MicroStrategy, Michael Saylor, misalnya yang memproyeksikan harga Bitcoin akan menyentuh $100 ribu sebelum akhir tahun ini. Sentimen positif terkait outlook regulasi crypto AS turut menjadi katalis berkembangnya optimisme tersebut,” jelas Fahmi, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, (21/11/2024).
Optimisme yang berkembang dalam beberapa hari terakhir ini juga menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar bagi Bitcoin. Saat ini Bitcoin dapat dikatakan sedang berada dalam fase price discovery pasca terciptanya level harga tertinggi baru.
“Bitcoin kemungkinan masih akan mencetak beberapa level harga tertinggi baru lagi dari titik ini mengingat area konsolidasi yang berada pada level lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, kekuatan reli Bitcoin akan bergantung pada di mana level harga yang akan membuat long term holder kemudian mulai memutuskan untuk menjual, dan short term holder mulai akan berpikir dua kali untuk mengakuisisi Bitcoin,” jelasnya.
Menurut Fahmi, saat ini kedua poin tersebut belum terlihat mengalami perubahan signifikan, meskipun sebagian long term holder sudah terlihat mulai melakukan aksi profit taking.
Mengacu data UTXO Age platform analitik data IntoTheBlock, komposisi long term holders versus short term holders Bitcoin masih belum terlalu banyak berubah.
Kelompok short term holders yang sebelumnya telah menyimpan Bitcoin selama 3-6 bulan terlihat banyak yang masih mempertahankan kepemilikan Bitcoinnya di bulan ini terlepas dari kenaikan harga yang terjadi, meskipun beberapa long term holder dalam kelompok 12-18 bulan telah terlihat melakukan aksi profit taking.
Secara keseluruhan, data usia UTXO IntoTheBlock mengindikasikan situasi saat ini yang masih belum mendekati periode peak bagi harga Bitcoin dengan komposisi short term holder, yakni mereka yang memiliki dan menyimpan Bitcoin selama kurang dari 12 bulan, masih berada di angka 36,12%.
“Angka tersebut masih relatif cukup jauh jika dibandingkan dengan situasi yang terjadi pada periode puncak siklus bullish sebelumnya pada 8 November 2021 di mana komposisi holder Bitcoin di bawah 12 bulan berada di angka 45,53%,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Bitcoin kembali menyentuh All-Time-High (ATH) baru di angka $94.000 pada pukul 02:00 dini hari, Rabu, (20/11/2024). Pada malam harinya, Bitcoin masih terkonsolidasi di area $92.000 dengan dominasi kapitalisasi pasar di angka 59,35%, mengacu data Coinmarketcap.
Saat ini, Minyakita diproduksi oleh sejumlah produsen minyak goreng dengan mekanisme kebijakan DMO yang diatur dalam Permendag No 18/2024.
Hal itu disampaikannya merespons harga Minyakita yang sudah jauh di atas harga eceran tertinggi (HET). Seperti diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) era Presiden Jokowi menetapkan HET Minyakita naik dari Rp14.000 jadi Rp15.700 per liter. Keputusan itu diperkuat dengan terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 18/2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat, yang mulai berlaku pada saat diundangkan, 14 Agustus 2024.
“Mari kita permudah. Yang memerlukan spesial atensi itu apa? Masyarakat, ekonomi yang kurang penghasilannya kan. Itu kan data itu kan ada di Kementerian Sosial,” katanya, dikutip Selasa (19/11/2024).
“Bulog punya, ID Food punya, serahkan ke mereka berapa harganya. Jadi pengusaha nggak usah ikut-ikut ke situ,” tambah Sahat.
Dengan begitu, lanjut dia, pemerintah dapat leluasa menetapkan harga Minyakita. Tanpa harus ribet mengurusi wajib pasok domestik (domestic market obligation/ DMO) untuk kebutuhan produksi Minyakita.
Menurutnya, pemerintah bisa mengadaptasi sistem yang diberlakukan atas BBM subsidi.
“Jadi maksud saya adalah, untuk harga spesial itu, biarkan saja mau Rp10.000 kek, mau Rp15.000. Tetapkan saja. Sekarang kan jadi ribet, terlalu banyak,” ucapnya.
“Jadi kami sarankan, sudah lah. Serahkan ke Bulog, serahkan ke ID Food. Kalkulasi kami, perlu sekitar 35.000 ton (Minyakita) sebulan,” lanjut Sahat.
Dengan begitu, kata dia, penggunaan Minyakita dapat lebih termonitor dan konsumsinya juga tepat. Dengan demikian, ujar Sahat, harga Minyakita yang khusus ditetapkan pemerintah, memang dinikmati oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Sebab, menurut Sahat, ada indikasi konsumen minyak goreng kemasan bermerek berkurang dan diduga beralih ke pasar Minyakita.
Sahat mengatakan, dengan menyerahkan Minyakita ke Bulog atau ID Food, juga tidak akan memicu masalah rafaksi atau utang selisih harga yang sempat jadi polemik antara pemerintah dan peritel modern.
“Terserah harganya berapa, itu pemerintah lah. Dananya dari mana? Bukan BLT, tapi dibiayai BPDPKS. BPDPKS mau mempertinggi levy, silahkan saja. Jadi nggak ribet. Ekspor ya ekspor saja,” cetusnya.
“Nggak ada soal rafaksi. Karena ini kan pemerintah dengan pemerintah. Yang refaksi itu karena swasta dengan pemerintah. Ini kan pemerintah dengan pemerintah, biarlah diurus dengan mereka. Jadi lebih mudah. Nggak ribet,” sebut Sahat.
Sementara itu, mengutip paparan Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Bambang Wisnubroto Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (18/11/2024) yang ditayangkan Youtube Kemendagri, harga rata-rata Minyakita pada pekan kedua November 2024 mengalami kenaikan 1,05% secara bulanan menjadi Rp17.058 per liter.