Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan sebesar 20% hingga 30% subsidi yang digelontorkan pemerintah BBM dan listrik berpotensi tidak tepat sasaran.
Dalam catatannya, pada tahun 2024 ini pemerintah memberikan subsidi dan kompensasi sebesar Rp 435 triliun. Dari itu, terdapat sekitar Rp 100 triliun yang tidak tepat sasaran.
“Tapi jujur saya katakan ya, kurang lebih sekitar 20-30% subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran. Dan itu gede. Angkanya itu kurang lebih Rp 100 triliun,” bebernya saat konferensi pers di Hotel Four Seasons, Jakarta, Senin (4/11/2024).
Untuk membenahi itu, Bahlil diminta untuk membentuk tim terkait dengan kajian subsidi tepat sasaran. Terdapat dua formula subsidi yang tengah digodok oleh pemerintah.
Salah satu formulanya adalah dengan mengganti subsidi komoditas menjadi Bantuan Tunai Langsung (BLT). Atau opsi lainnya adalah blending. Di mana, ada yang memang langsung ke masyarakat atau subsidi ke komoditas seperti saat ini.
“Jadi kita lagi tunggu aja, 2 Minggu dikasih waktu oleh Bapak Presiden (Prabowo), jadi 2 Minggu ini akan kami selesaikan,” tambahnya.
Dia mengatakan hal itu dilakukan oleh pemerintah agar subsidi yang dikerahkan bisa tepat sasaran dan bukan justru dinikmati oleh masyarakat yang mampu. “Kalian kan nggak ingin kan subsidi itu yang harusnya untuk orang miskin, orang saudara-saudara kita yang belum ekonominya bagus, kemudian diterima oleh saudara-saudara kita yang ekonominya bagus,” tandasnya.