Momen Jelang Ramadan, Akankah RI Kembali Deflasi? Ini Ramalan Ekonom

Pasar Tanah Abang jelang Lebaran 2024, Rabu, (19/2/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Foto: Pasar Tanah Abang jelang Lebaran 2024, Rabu, (19/2/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Inflasi Indonesia diperkirakan sedikit melandai pada Februari 2025 secara tahunan. Inflasi dipicu kenaikan harga pangan dan permintaan barang dan jasa, namun berlanjutnya diskon tarif Listrik 50% dapat menekan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) khususnya secara bulanan (month to month/mtm).

Badan Pusat akan mengumumkan data inflasi Februari 2025 pada Senin (3/3/2025).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan IHK diproyeksi akan turun atau mengalami deflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,04% pada Februari 2025. Sementara secara tahunan (year on year/yoy), inflasi diproyeksi akan berada pada angka 0,64%.

Sebagai catatan, IHK Januari 2025 tercatat deflasi 0,76% (% mtm) dan secara tahunan tercatat inflasi 0,76%.

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang mengungkapkan faktor masih berlanjutnya diskon tarif listrik 50% membuat IHK secara bulanan berpotensi mengalami deflasi.

Namun, laju deflasi lebih lanjut tertahan oleh kenaikan harga cabai akibat faktor musiman cuaca serta permintaan yang meningkat menjelang bulan Ramadhan. Selain itu, kenaikan harga emas juga turut menjadi faktor penopang inflasi, seiring dengan meningkatnya permintaan emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global.

“Memasuki momen Ramadhan dan menjelang Lebaran, tekanan inflasi diperkirakan mulai meningkat, terutama dari kelompok harga pangan bergejolak (volatile food) dan permintaan barang serta jasa yang lebih tinggi,” kata Hosianna.

Senada dengan Hosianna, ASEAN Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja juga menyampaikan bahwa diskon listrik yang menyebabkan angka inflasi tahunan Indonesia bulan lalu masih tergolong rendah.

Sebagai catatan, diskon 50 persen token PLN berlaku selama dua bulan, yakni Januari dan Februari. Adapun diskon tersebut berlaku untuk daya listrik 2.200 Volt Ampere (VA) ke bawah.

Penerima diskon tarif listrik ini diperkirakan mencapai 81,4 juta pelanggan Rumah Tangga (RT) dari total 84 juta total pelanggan PLN.

Jumlah tersebut termasuk 24,6 juta pelanggan dengan daya listrik 450 VA, 38 juta pelanggan 900 VA, 14,1 juta pelanggan 1.300 VA, dan 4,6 juta pelanggan 2.200 VA.

“Ini menyasar 97% pelanggan, diskon 50% pada bulan Januari-Februari 2025. Ini berkah untuk daya beli masyarakat, kami siap menjalankan berkah ini tentunya untuk pelanggan pra bayar kami, misalnya beli Rp 100 ribu bisa jadi separuhnya,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dikutip Jumat (28/2/2025).

Di tengah diskon listrik PLN, kenaikan harga pangan (volatile food/VF) memuat inflasi masih tampaknya akan terjadi secara tahunan pada Februari 2025.

Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) menunjukkan harga telur ayam menanjak dari Rp30.000/kg pada akhir Januari 2025 menjadi Rp31.400/kg di akhir bulan lalu.

Pada periode yang sama, harga cabai rawit juga mengalami kenaikan yakni dari Rp65.700/kg menjadi Rp69.900/kg pada akhir bulan lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*