Indomaret dan Alfamart merupakan penguasa pasar minimarket di Indonesia. Kompetisi keduanya sangat terasa hingga ke pelosok negara ini.
Lumrah dijumpai di mana ada gerai Indomaret, di situ juga ada Alfamart. Tidak jarang jarak keduanya sangat berdekatan atau malah bersebelahan.
Faktanya, Indomaret lebih awal berdiri sebelum muncul Alfamart. Indomaret hadir sejak 1988, sedangkan Alfamart baru berdiri setahun setelahnya atau 1989.
Saat ini, jumlah keduanya hampir sama, yakni lebih dari 20.000 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Alfamart tercatat didirikan oleh Djoko Susanto. Pada 1989, berdiri sebagai perusahaan dagang aneka produk, yang kemudian menjual mayoritas kepemilikannya kepada PT HM Sampoerna Tbk. pada Desember 1989.
Kemudian pada 2002, Akuisisi 141 gerai Alfaminimart dan berganti nama menjadi Alfamart. Kemudian pada 2006 PT Hanjaya Mandala Sampoerna menjual seluruh sahamnya di AMRT kepada PT Sigmantara Alfindo.
Selanjutnya pada 2009, Djoko membawa PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, emiten pengelola Alfamart melantai di Bursa Efek Indonesia. Saat itu, Alfamart tercatat sudah memiliki 3.300 gerai.
Bisnis Alfamart terus berkembang sehingga pada 2011, Djoko membuat debutnya dengan masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes di urutan 25. Saat itu, kekayaannya sudah mencapai US$ 1,04 miliar.
Saat ini Djoko Susanto mengendalikan Alfamart melalui PT Sigmantara Alfindo yang memiliki 53,19% saham AMRT. Selain itu dia juga menempatkan kedua anaknya, Feny Djoko Susanto dan Budiyanto Djoko Susanto sebagai komisaris.
Melansir Daftar 50 Orang Terkaya Forbes tahun 2023, Djoko menduduki peringkat 12 dengan total kekayaan US$ 4,35 miliar atau setara Rp 68,36 triliun (kurs Rp 15.715). Kekayaan dia menggelembung pada tahun lalu, mengingat pada 2021 hartanya tercatat US$ 1,9 miliar.
Sementara itu, Indomaret didirikan sejak 1988. Kini perusahaan yang terafiliasi dengan Indoritel Makmur Internasional (DNET) memiliki lebih dari 19.000 gerai yang tersebar hingga pelosok negeri.
DNET yang tergabung dalam Grup Salim diketahui merupakan pemegang saham terbesar di Indomaret yang mencapai 40%. Selain di Indomaret, DNET juga menggenggam saham di perusahaan ritel lain, yakni pada Fast Food Indonesia (FAST) selaku pengelola gerai KCF dan Nippon Indosari Corpindo (ROTI), produsen Sari Roti.
Adapun pengendali dari Indomaret adalah PT Megah Eraraharja yang merupakan bagian dari Grup Salim. Anthoni salim sendiri memiliki kepemilikan langsung di DNET sebesar 25,30%, dengan Hannawell Group tercatat sebagai pemegang saham terbesar atau mencapai 39,35%.
Akan tetapi Grup Salim, Megah Eraraharja dan Anthoni Salim secara total menguasai 50,43% saham DNET.
Berdasarkan Daftar 50 Orang Terkaya Forbes tahun 2023 Anthony Salim dan keluarga tercatat sebagai orang terkaya ke-5 dengan harta US$ 10,3 miliar atau setara Rp 161,87 triliun (kurs Rp 15.715) atau lebih dari dua kali lipat kekayaan pemilik Alfamart.
Namun perlu dicatat, Indomaret bukan kontributor terbesar kekayaan Salim. Dia juga tercatat merupakan pemilik PT Indofood Sukses Makmur dan PT Bogasari Flour Mills. Produknya sangat populer seperti Indomie, tepung terigu Bogasari, Segitiga Biru, hingga susu Indomilk.
Selain produk konsumer, gurita bisnis Salim pun telah menyentuh banyak sektor, seperti otomotif, data center, hingga tambang.