Perang baru di Arab terancam pecah. Ini merupakan peningkatan terbaru dari ketegangan di Timur Tengah antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
Dalam update terbaru AFP, Selasa (30/7/2024), Hizbullah dilaporkan telah mengevakuasi warga. Ini khususnya di beberapa posisi di Lebanon selatan dan Timur.
Beberapa maskapai penerbangan juga disebut menangguhkan penerbangan ke dan dari Lebanon, seperti Air France dan Lufthansa. Seorang pelancong Suriah-Jerman di bandara Beirut mengatakan telah berupaya mencari penerbangan baru tetapi semuanya sudah penuh atau dibatalkan.
Bukan hanya itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy juga menyarankan warga negara Inggris untuk meninggalkan Lebanon segera, di platform X. Ia meminta warga tidak bepergian ke negara tersebut.
“Ini adalah situasi yang bergerak cepat,” tegasnya.
Meningkatnya konflik berawal dari tak kunjung selesainya perang Israel di Gaza, Palestina, yang dimulai sejak Oktober. Perang yang telah menewaskan 39.363 (data terbaru Senin), membuat Hizbullah yang dekat dengan Hamas terprovokasi menembakkan sejumlah rudal ke perbatasan Israel.
Sejak saat itu, saling tembak roket terjadi antara Israel dengan kelompok militer non negara tersebut. Terbaru serangan roket menewaskan 12 anak dan remaja di Dataran Tinggi Golan, yang dianeksasi Israel.
“Negara Israel tidak akan, dan tidak dapat, membiarkan ini berlalu,” kata Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, berbicara kepada warga di lokasi kejadian, Majdal Shams yang disambut demonstrasi.
“Respons kami akan datang dan akan keras,” ujarnya lagi.
Israel sendiri menyalahkan Hizbullah bersama Amerika Serikat (AS). Namun Hizbullah sendiri membantah melakukan serangan ke Majdal Shams.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan serangkaian aktivitas diplomatik telah berupaya untuk menahan respons Israel yang diantisipasi.
“Israel akan meningkatkan ketegangan secara terbatas dan Hizbullah akan menanggapi secara terbatas… Ini adalah jaminan yang telah kami terima,” kata Bou Habib dalam sebuah wawancara dengan penyiar lokal Al-Jadeed.
Respons Terbaru Iran
Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian, yang negaranya mendukung Hizbullah dan Hamas, memperingatkan Israel agar tidak menyerang Lebanon. Menurutnya itu akan menjadi “kesalahan besar dengan konsekuensi berat”.
Pezeshkian berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Senin, dengan Istana Elysee. Ia mengatakan Macron memberi tahu mitranya “semua harus dilakukan untuk menghindari eskalasi militer” dan mendesak Teheran untuk “menghentikan dukungannya terhadap aktor-aktor yang tidak stabil”.