Pertama Dalam 35 Tahun, Paus Berkunjung Lagi ke RI-Ini Rekam Jejaknya

Paus Francis melambai dari mobil Popemobile saat dia melakukan tur ke alun-alun Santo Petrus setelah misa Minggu Paskah pada 9 April 2023 di Vatikan. (ANDREAS SOLARO/AFP via Getty Images)
Foto: Paus Francis melambai dari mobil Popemobile saat dia melakukan tur ke alun-alun Santo Petrus setelah misa Minggu Paskah pada 9 April 2023 di Vatikan. (AFP via Getty Images/ANDREAS SOLARO)

Paus Fransiskus akan mengadakan perjalanan Apostolik ke Asia Pasifik pada 2-13 September 2024 mendatang. Yaitu ke Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Singapura. Indonesia akan jadi negara pertama dalam perjalanan Paus Fransiskus kali ini, yang dijadwalkan tiba di Jakarta pada tanggal hari Selasa, 3 September 2024.

Ini adalah lawatan pertama Pemimpin Umat Katolik di dunia ke Indonesia, setelah 35 tahun lamanya.

Perjalanan Apostolik ke kawasan Asia Pasifik akan menjadi perjalanan terpanjang dalam 11 tahun masa kepausan Paus Fransiskus yang kini berusia 87 tahun. Perjalanan ini bahkan lebih lama dari lawatan ke Amerika di awal masa kepausan-nya.

Pada kunjungan Asia Pasifik kali ini, Indonesia dipilih menjadi negara pertama yang akan dikunjungi Paus Fransiskus. Sebelumnya, ketika masa kepemimpinan Paus Paulus VI pada 1970 pernah mengunjungi Indonesia untuk pertama kalinya.

Kemudian, kunjungan yang kedua pada 1989 ketika Gereja Katolik Roma dipimpin oleh Paus Yohanes Paulus II. Lalu untuk yang ketiga kalinya akan dilakukan oleh Paus Fransiskus, sekaligus akan tercatat menjadi perjalanan Apostolik yang ke-45 dalam masa kepausannya.

Kunjungan Bapa Suci Pemimpin Gereja Katolik Dunia ke Indonesia ini menjadi peristiwa bersejarah dan penting dalam memperkuat hubungan diplomasi dua negara, meningkatkan toleransi antar umat beragama, sekaligus menekankan nilai perdamaian dan kemanusiaan.

Berikut beberapa rekaman jejak perjalanan Paus di Indonesia sejak zaman kepemimpinan Paus Paulus VI :

1970 – Paus Paulus VI

Pada 1970 silam ketika Vatikan dipimpin Paus Paulus VI, Ia mengunjungi Indonesia saat hendak menghadiri Konferensi Uskup-uskup Pan-Asia di Manila, Filipina serta Konferensi Uskup-uskup Australia dan Oceania di Sydney, Australia.

Dalam perjalanan menuju kedua negara tersebut, Paus Paulus hendak beristirahat satu malam di Jakarta, Indonesia. Pemerintah Indonesia pun tidak mengabaikan kesempatan pemimpin umat Katolik yang singgah tersebut.

Pada waktu itu, ketika RI dipimpin Presiden Soeharto pada September 1970 menyatakan menyambut hangat kedatangan Paus Paulus VI, meskipun pada waktu itu penyambutan tidak dilaksanakan secara kenegaraan.

Presiden Soeharto bersama dengan Ibu negara pada saat itu menjemput sendiri Paus Paulus VI di Lapangan Terbang Kemayoran, Jakarta menuju menuju Kedutaan Besar Takhta Suci Vatikan di Jakarta.

Setelah perbincangan yang cukup panjang, Paus Paulus juga disebut akan mengunjungi kembali Indonesia. Esoknya harinya, Presiden Soeharto juga melepas keberangkatan Paus Paulus VI menuju Filipina dan Australia.

Walau begitu, kedatangan Paus Paulus VI ke Indonesia lebih ditekankan pada kedudukannya sebagai Pemimpin Tertinggi Umat Katolik Sedunia bukan Kepala Negara Vatikan. Maka, selain acara-acara resmi dengan pihak pemerintah Indonesia, Paus Paulus VI juga mengadakan acara-acara keagamaan khusus dengan umat Katolik Indonesia.

Kedatangan Paus kembali kemudian diagendakan pada 3-4 Desember 1970. Ini menjadi kunjungan resmi ke Indonesia untuk yang pertama kalinya

Pada waktu itu, Paus datang dengan menumpangi pesawat DC 8-Alitalia dan mendarat di Lapangan Terbang Kemayoran Jakarta pada pukul 15.30 WIB. Begitu pintu pesawat “Arcangelo Corelli” dibuka, Sri Paus melambaikan tangannya kepada para pembesar dan umat yang menjemputnya sambil menuruni pesawat.

Presiden Soeharto didampingi oleh para menteri, pimpinan DPR dan MPRS, pejabat-pejabat tinggi lainnya, serta para duta besar menyambut langsung kedatangan Paus Paulus VI.

Sesudah itu Paus Paulus VI menuju langsung ke Gereja Katedral Jakarta untuk bertemu dengan rohaniwan/rohaniwati Indonesia. Malam harinya, Paus Paulus VI mempersembahkan misa suci di Stadion Utama Senayan.

Pada 4 Desember 1970, lawatan Paus Paulus VI pun berakhir, didampingi Presiden Soeharto Ia menaiki pesawatnya di Lapangan Terbang Kemayoran. Paus Paulus VI juga meninggalkan sejumlah kenang-kenangan manis bagi pemerintah Indonesia, diantaranya empat buah ambulan yang bisa digunakan untuk rumah sakit pemerintah.

1989 – Kunjungan Paus Yohanes Paulus II

Berikutnya, kunjungan kedua Sri Paus ke Indonesia pada 1989 silam. Pada waktu itu, Vatikan dipimpin oleh Paus Yohanes Paulus II. Ia terkenal sebagai paus yang paling banyak melakukan perjalanan Apostolik, bahkan sampai dijuluki “Paus Musafir”

Mengutip buku yang berjudul Paus Yohanes Paulus II, Musafir Dari Polandia, karya Trias Kuncahyono, disebutkan bahwa belum pernah ada dalam sejarah Gereja maupun sejarah kepausan, seorang Paus yang melakukan perjalanan baik di dalam negeri, Italia, maupun luar negeri sebanyak yang dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II.

Hingga wafatnya pada 2 April 2005, Paus Yohanes Paulus II telah melakukan perjalanan pastoral ke luar negeri hingga 104 kali.

Dalam catatan Garry O’Connor, Paus Yohanes Paulus II tercatat melakukan perjalanan di Italia sebanyak 146 kali dan mengunjungi 301 paroki. Sebagai gambaran kasarnya, Paus Yohanes Paulus II telah melakukan perjalanan lebih dari seperempat juta kilometer atau setara mengelilingi bumi sebanyak 31 kali atau tiga setengah kali perjalanan dari bumi ke bulan.

35 tahun silam atau tahun 1989, Paus Yohanes Paulus II datang ke Indonesia. Sebelum datang, pada waktu itu Paus sempat mengurungkan niat berkunjung dengan alasan adanya pelanggaran hak asasi manusia di Timor Timur.

Pada waktu itu memang masalah Timor Timur sedang panas terkait dengan pengiriman tentara Indonesia untuk meredam kemerdekaan Timor Timur. Meski begitu, masalah dapat ditangani dengan cepat oleh Pemerintah.

Presiden Soeharto kemudian meminta Menteri Pertahanan dan Keamanan L.B. Moerdani melakukan dialog dengan pihak Vatikan.

Vatikan meminta agar Keuskupan Timor Timur berada langsung di bawah Vatikan, yang sebelumnya berada di bawah Keuskupan Portugal. Kesepakatan ini akhirnya terjalin antara Vatikan dan Indonesia. Keputusan ini juga sebagai pengakuan de facto integrasi Timor Timur ke Indonesia.

Adanya keputusan tersebut akhirnya membuat Paus Yohanes Paulus II menanggapi positif kembali rencananya untuk berkunjung ke Indonesia. Kedatangan Bapa Suci Paus yang kedua kalinya ke Indonesia akhirnya terjadi pada 9 Oktober 1989.

Berbeda dengan pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke Indonesia sebagai Pemimpin Tertinggi Umat Katolik Sedunia dan Kepala Negara Vatikan. Oleh karena itu, agenda kunjungannya terbilang cukup padat dan panjang.

Selain bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintahan Indonesia, Paus Yohanes Paulus II juga menemui rohaniwan/rohaniwati. Sri Paus juga memimpin misa bersama dengan umat Katolik sekaligus berkeliling seluruh Indonesia antara lain ke Medan, Jakarta, Yogyakarta, Maumere, dan Dili (dahulu masuk wilayah Timor Timur, Indonesia).

Pada waktu itu, misa kudus dilakukan di Stadion Utama Senayan yang dihadiri lebih dari 100.000 umat Katolik dari seluruh Indonesia. Dalam perayaan Ekaristi tersebut Paus Yohanes Paulus II didampingi oleh Mgr. Leo Soekoto, Mgr. Julius Darmoatmodjo, Kardinal Casaroli, dan Kardinal Tomko, keduanya dari Vatikan.

Tak hanya memimpin Misa, Ia juga menghadiri pertemuan lintas agama. Tepatnya pada 10 Oktober 1989 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Hadir dalam pertemuan itu antara lain pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, Parisada Hindu Dharma, dan Perwalian Umat Budha Indonesia.

Selain memimpin misa di Jakarta, Paus Yohanes Paulus II juga menyelenggarakan misa dan kunjungan di beberapa tempat di Indonesia. Pada 10 Oktober 1989 diadakan perayaan misa di lapangan Dirgantara, Akademi Angkatan Udara Yogyakarta; 11 Oktober 1989 diadakan misa di Gelora Samador da Cunha, Maumere, Flores, NTT; 12 Oktober 1989 berkunjung ke Dili, Timor Timur, NTT; 13 Oktober 1989 mengadakan misa di Medan, Sumatra Utara.

Setelah berkeliling Indonesia, Paus Yohanes Paulus II pada 13 Oktober 1989 kembali lagi ke Jakarta.

Pada 14 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II mengakhiri kunjungannya di Indonesia dan bertolak menuju Mauritius. Sebelumnya, Paus Yohanes Paulus II berkunjung kembali ke Istana Merdeka untuk menemui Presiden Soeharto sekaligus berpamitan.

2024 – Paus Fransiskus

Berlanjut pada tahun ini yang akan menjadi ketiga kalinya Sri Paus datang ke RI. Kedatangan Bapa Suci Pemimpin Gereja Katolik Dunia ke Indonesia akan mencakup berbagai pertemuan penting hingga misa akbar yang berlangsung dari 3 – 6 September 2024.

Kunjungan Paus kali ini hanya akan singgah di Jakarta saja. Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan, Michael Trias Kuncahyono mengatakan, kunjungan Paus ini punya dua perspektif. Pertama, Paus sebagai pemimpin Gereja Katolik yang menyapa umatnya di Indonesia dalam perannya sebagai gembala. Sementara itu, aspek kedua adalah Paus sebagai Kepala Negara Vatikan.

Terkait dengan kunjungan Paus, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, menyatakan kegembiraan Gereja Indonesia.

Sebagai bentuk persiapan, KWI bekerja sama dengan Nunsius Apostolik Tahta Suci Vatikan di Indonesia membentuk panitia pada April 2024. Kini panitia yang terdiri dari 56 anggota inti dan 107 relawan inti, terus bekerja mempersiapkan segala sesuatu hingga saat ini.

Setelah kunjungan di Indonesia, Paus akan melanjutkan perjalanannya ke Port Moresby dan Vanimo di Papua Nugini pada 6 hingga 9 September 2024. Kemudian, Paus Fransiskus akan mengunjungi Dili, Timor Leste, dari 9 hingga 11 September 2024. Perjalanan apostolik Paus akan ditutup dengan kunjungan ke Singapura pada 11 hingga 13 September 2024.

kas138 daftar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*