RI Punya Pabrik Alumina, 50% Akan Diserap Dalam Negeri

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan injeksi bauksit perdana untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat pada Selasa (24/09/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Indonesia pada awal tahun 2025 akan memproduksi 1 juta ton alumina per tahun lewat proyek fasilitas pengolahan bauksit menjadi alumina atau Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) fase 1 yang dibangun di Mempawah, Kalimantan Barat.

Proyek tersebut dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) sebagai perusahaan patungan dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Direktur Utama PT BAI Leonard M. Manurung mengungkapkan sebanyak 50% dari hasil produksi alumina SGAR tersebut akan dipasok untuk kebutuhan dalam negeri. Dia menyebutkan pihaknya akan mengirimkan setengah dari produksi alumina SGAR ke PT Inalum untuk diolah kembali menjadi aluminium.

Sedangkan sisanya, kata Leonard, akan diekspor ke beberapa negara seperti Eropa juga China. “Seiring dengan pengembangan smelter grade alumina ini, kita harapkan alumina ini harus bisa diserap 100% oleh PT Inalum tetapi secara bertahap sekarang 50% kita kirimkan ke Inalum dan 50% lagi akan kita kirimkan keluar, kita ekspor,” ujar Leonard kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Jumat (18/10/2024).

Walaupun besaran ekspor alumina dari produksi SGAR mencapai setengahnya, Leonard berharap perusahaan yang menyerap hasil alumina miliknya alias Inalum akan terus mengembangkan pabrik aluminium. Hal itu tidak lain untuk mendorong serapan alumina domestik.

Sebagaimana diketahui, kebutuhan aluminium di Indonesia sendiri tercatat mencapai 1,2 juta per tahun. Leonard menyebutkan pengembangan SGAR miliknya itu bisa membantu pemenuhan produksi aluminium dalam negeri.

Dengan begitu, lanjutnya, pihaknya bersama dengan Antam dan Inalum membentuk sebuah ekosistem hilirisasi yang lengkap, mulai dari hulu hingga hilir dalam produksi bauksit menjadi aluminium.

“Jadi memang ini adalah hilirisasi lengkap di mana dari hulu itu dimiliki oleh Antam sebagai pemilik tambang bauksit, kemudian Antam berpatungan dengan Inalum sebagai off taker atau mengambil bahan alumina tersebut untuk diproduksi menjadi aluminium,” pungkasnya.

Asal tahu saja, proyek SGAR Mempawah ini bernilai investasi US$ 900 juta setara Rp 13,96 triliun (asumsi kurs Rp 15.517 per US$).

https://theadventuresofcharliecrowe.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*