Ancaman perang dunia ketiga (PD 3) kembali terjadi. Ini setidaknya terlihat dari ucapan terbaru Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis waktu setempat.
Ia memperingatkan NATO akan risiko perang secara langsung. Terutama jika negara-negara Barat menyetujui penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina untuk menyerang wilayahnya dan membuat Rusia menjadi target.
“Ini akan mengubah sifat konflik secara signifikan,” kata Putin kepada seorang reporter televisi pemerintah, dikutip AFP, Jumat (13/6/2024).
“Itu berarti bahwa negara-negara NATO, AS, negara-negara Eropa, sedang berperang dengan Rusia,” katanya.
“Jika demikian halnya, maka dengan mempertimbangkan perubahan sifat konflik, kami akan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan ancaman yang akan kita hadapi.”
Peringatan keras Putin itu muncul saat pejabat Amerika Serikat (AS) dan Inggris membahas permintaan Kyiv agar mereka melonggarkan aturan tentang penembakan senjata Barat ke Rusia, lebih dari dua setengah tahun setelah invasi Moskow ke Ukraina. Sebagai informasi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memohon kepada sekutu Barat untuk membiarkan Ukraina menembakkan rudal termasuk ATACMS jarak jauh AS dan Storm Shadows Inggris ke dalam wilayah Rusia.
Mengutip laman Russia Today (RT), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy telah mengisyaratkan bahwa pembatasan tersebut mungkin dicabut minggu ini, dengan dalih pengiriman rudal balistik Iran ke Rusia. Iran telah membantah mengirim rudal apa pun ke Rusia, menyebut tuduhan itu sebagai “perang psikologis” oleh negara-negara yang terlibat dalam mempersenjatai Ukraina.
“Jadi ini bukan masalah mengizinkan rezim Ukraina menyerang Rusia dengan senjata-senjata ini atau tidak. Ini adalah masalah memutuskan apakah negara-negara NATO terlibat langsung dalam konflik militer atau tidak,” ujar Putin lagi dimuat pula oleh laman Reuters.
Sebenarnya, Rusia yang merupakan kekuatan nuklir terbesar di dunia, juga sedang dalam proses merevisi doktrin nuklirnya, soal kapan Moskow akan menggunakan senjata memaikan itu. Rusia juga saat ini mengadakan latihan angkatan laut besar dengan China dan mempertimbangkan pembatasan ekspor komoditas utama ke Barat.
Perlu diketahui, Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022 dengan puluhan ribu tentara, yang memicu konfrontasi terbesar antara Rusia dan Barat sejak Perang Dingin.
Putin menganggap konflik tersebut sebagai bagian dari pertempuran eksistensial dengan Barat yang sedang merosot dan dekaden, yang menurutnya telah mempermalukan Rusia setelah Tembok Berlin runtuh pada tahun 1989 dengan melanggar apa yang dianggapnya sebagai lingkup pengaruh Moskow, termasuk Ukraina.
Ukraina diketahui ingin bergabung dengan NATO. Rusia kini menguasai lebih dari 18% wilayah Ukraina.