Wow, RI Punya Seluruh Cadangan Bahan Baku Pembuat Baterai EV

Pengunjung melihat mobil VW Beetle atau VW kodok di gelaran pameran Indonesia Electri Motor show di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/9).VW Beetle yang dikenal dengan VW Kodok, berhasil diubah menjadi mobil listrik yang irit dan bebas emisi gas buang. Perubahan ini dilakukan oleh seorang pecinta otomotif Rudi Susanto Raharjo. melepas mesin bawaan dan melakukan proses swap engine dengan memasang motor listrik menggunakan mesin EV West dari California, Amerika Serikat. VW listrik ini mampu menghasilkan jarak tempuh hingga 150 kilometer untuk pengisian baterai secara penuh, memakan waktu sekitar lima jam. Mobil klasik yang ia buat ini sengaja tidak dijual, dan jika ada yang menawar Rudi menjual diatas Rp 900.000 juta.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Indonesia Battery Corporation (IBC) menyampaikan Indonesia memiliki potensi sebagai pemain kunci dalam produksi baterai kendaraan listrik. Hal tersebut didorong dengan cadangan nikel di Indonesia, yang menjadi salah satu terbesar di dunia.

Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki seluruh cadangan bahan baku untuk pembuatan baterai berbasis Nickel-Mangan-Cobalt (NMC).

“Kita bukan saja ada nickel, tapi kita juga ada tembaga, dan juga kobalt dan mangan, dan satu lagi dari segi aluminium. Jadi kita sangat memiliki potensi untuk salah satu pemain terkuat, bahkan di dunia,” kata Toto dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Senin (17/2/2025).

Meski demikian, Toto menilai Indonesia tidak dapat berdiri sendiri dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai. Setidaknya, RI membutuhkan mitra dengan skala global, mengingat investasi, teknologi, dan pasar EV yang dibutuhkan sangat besar.

“Kenapa kita perlu kolaborasi? Karena tadi kami sampaikan investasi yang dibutuhkan sangat besar, teknologi juga diperlukan dan pasar,” katanya.

Di sisi lain, Toto juga berharap agar pemerintah dapat mengatur penggunaan baterai berbasis NMC untuk mobil listrik yang dijual di Indonesia. Sebab, mayoritas 40 ribu mobil listrik yang terjual di Indonesia pada tahun 2024 menggunakan baterai berbasis Lithium Ferro Phosphate (LFP).

“Hampir 40 ribu terjual di tahun 2024 namun memang hampir 90 persennya yang berbasis LFP, jadi yang belum berbasis nickel. Nah ini suatu hal yang kelak kita mungkin harus minta dukungan juga bagaimana secara regulasi kita bisa memberikan prioritas untuk baterai-baterai yang sifatnya dari nikel yang di Indonesia memiliki resourcenya langsung,” katanya.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*