Zulhas Curhat Bisnisnya Gulung Tikar Gegara Didemo 3.000 Karyawan

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat meninjau barang tekstil dan produk tekstil impor ilegal di Kawasan Industri Jatake, Kota Tangerang, Banten, Senin (23/9/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat meninjau barang tekstil dan produk tekstil impor ilegal di Kawasan Industri Jatake, Kota Tangerang, Banten, Senin (23/9/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas bercerita soal pengalamannya sebagai pengusaha yang berakhir menutup usahanya. Kata dia, keputusan menutup usaha yang digelutinya pada 20 tahun yang lalu karena ia kerap didemo oleh ribuan pekerjanya.

Zulhas mengungkapkan bahwa dirinya sempat memiliki pegawai sebanyak 3.000 orang. Namun, ia mengaku pusing lantaran hampir setiap hari usahanya tersebut didemo oleh serikat pekerja. Ditambah pada saat itu, katanya, bertepatan dengan era reformasi.

“Saya juga punya pengalaman, saya kan ada industri juga, 3.000 pegawai tiap hari demo, baru reformasi, 20 tahun yang lalu, saya pusing juga, ya saya tutup aja (usahanya),” kata Zulhas di Gudang Karpet di Kawasan Industri Jatake, Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten hari ini, Senin (23/9/2024).

Mulanya, Zulhas menyoroti penyebab banyak pabrik yang pindah lokasi produksi, salah satunya karena terlalu banyak serikat pekerja. Ia pun memberikan contoh, dalam satu industri di Karawang itu bisa memiliki serikat pekerja mencapai 10-11 serikat. Sementara di Jawa Tengah, Zulhas menyebut situasi dan kondisi pekerja di sana lebih kondusif.

Mendag Zulkifli Hasan saat melakukan ekspose temuan karpet/permadani senilai Rp10 Miliar di Gudang Karpet di Kawasan Industri Jatake, Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten hari ini, Senin (23/9/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Mendag Zulkifli Hasan saat melakukan ekspose temuan karpet/permadani senilai Rp10 Miliar di Gudang Karpet di Kawasan Industri Jatake, Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten hari ini, Senin (23/9/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Mendag Zulkifli Hasan saat melakukan ekspose temuan karpet/permadani senilai Rp10 Miliar di Gudang Karpet di Kawasan

Selain lebih kondusif, Zulhas menyebut biaya tenaga kerja di Jawa Tengah juga lebih murah dibandingkan di kota industri Karawang.

“Orang Jawa Tengah kan tahu sendiri, tenang, serikat pekerjanya itu dalam satu industri yang punya 20 ribu pegawai cuma satu, kadang-kadang malah nggak bikin mereka, jadi suasana pekerjaan lebih kondusif. Kalau di sini, di Karawang katanya satu industri itu punya serikat pekerja bisa 10, bisa 11 itu juga,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia pun menilai menurunnya industri manufaktur nasional disebabkan karena sudah tidak kompetitif lagi. Seperti, mesin produksinya yang memang sudah tua, sampai dengan gempuran produk impor ilegal.

“Jadi kalau manufaktur itu macam-macam sebabnya, ada yang mesinnya tua, sudah mulai tidak kompetitif, ada juga yang pindah, yang Tangerang ini juga banyak yang pindah. Jadi, tutup sebetulnya belum tentu tutup, pindah, banyak yang pindah ke Jawa Tengah,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*